Setiap Anak Tumbuh Unik, Ma 🌱

Setiap anak memiliki cara belajar, bereaksi, dan tumbuh dengan caranya sendiri, Ma. Namun, secara alami, anak laki-laki dan perempuan memang memiliki jalur perkembangan yang sedikit berbeda — mulai dari fokus belajar, cara mengekspresikan perasaan, hingga kebutuhan emosionalnya.

Kalau perbedaan ini tidak dipahami, Mama bisa jadi merasa anak sulit diatur atau tidak peka. Padahal, ini bukan masalah perilaku, tapi bagian dari proses tumbuh kembang yang normal. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami perbedaan dasar ini agar bisa menyesuaikan cara mendampingi anak di rumah.

Berikut enam perbedaan umum antara anak laki-laki dan perempuan yang bisa bantu Mama lebih memahami si Kecil 👇

1. Fokus & Konsentrasi

Anak laki-laki cenderung butuh lebih banyak gerak untuk fokus, Ma. Mereka sering kali sulit duduk diam dalam waktu lama dan lebih mudah belajar sambil bergerak — seperti berlari, memegang benda, atau bermain sambil mendengarkan.

Sebaliknya, anak perempuan umumnya lebih mudah duduk tenang dan cepat menangkap instruksi. Hal ini terjadi karena bagian otak prefrontal cortex — yang mengatur fokus dan perhatian — berkembang sedikit lebih cepat pada anak perempuan.

Tipsnya, buat aktivitas belajar yang interaktif, melibatkan gerakan tubuh, atau permainan ringan agar anak laki-laki tetap fokus tanpa merasa bosan.

2. Bahasa & Ekspresi

Perbedaan anak laki-laki dan perempuan juga terlihat dari cara mereka mengekspresikan emosi. Anak laki-laki biasanya lebih sering menunjukkan perasaan melalui tindakan — misalnya berteriak, melempar, atau mendorong. Sementara anak perempuan lebih cepat menggunakan kata-kata untuk menyampaikan perasaannya.

Ini karena bagian otak yang mengatur bahasa dan emosi berkembang lebih cepat pada anak perempuan. Bukan berarti anak laki-laki nakal, mereka hanya sedang belajar memahami emosi dengan cara yang berbeda.

Mama bisa bantu dengan mencontohkan kalimat sederhana seperti, “Kamu sedang marah ya?” agar anak belajar menyebutkan emosinya.

3. Aktivitas & Eksplorasi

Anak laki-laki cenderung memiliki energi fisik yang lebih besar dan suka aktivitas yang menantang. Mereka lebih senang bermain fisik, memanjat, atau berlari. Anak perempuan biasanya lebih tertarik pada permainan sosial seperti bermain peran atau bercerita dengan teman.

Daripada melarang, Mama bisa memberi ruang aman untuk eksplorasi: ajak olahraga ringan, bermain di taman, atau aktivitas motorik yang membantu anak menyalurkan energi sambil tetap belajar.

4. Membaca Isyarat Sosial

Dalam hal memahami perasaan orang lain, anak perempuan umumnya lebih cepat peka terhadap ekspresi atau perubahan emosi di sekitarnya. Anak laki-laki memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk belajar hal ini.

Bukan berarti mereka tidak bisa berempati, tapi memang perlu latihan. Mama bisa bantu dengan memberi contoh verbal, seperti “Adik lagi sedih ya?” atau “Kalau Mama tersenyum, artinya Mama senang.”
Dengan begitu, anak belajar mengenali dan merespons emosi orang lain dengan baik.

5. Gaya Disiplin & Instruksi

Perbedaan lain yang sering terlihat ada pada cara anak memahami arahan. Anak laki-laki lebih mudah memahami instruksi singkat dan jelas, seperti “Berhenti” atau “Taruh.” Sementara anak perempuan lebih siap menerima penjelasan panjang atau diskusi ringan.

Jadi, untuk anak laki-laki, hindari terlalu banyak kata dalam satu waktu. Sedangkan untuk anak perempuan, Mama bisa menjelaskan dengan narasi agar mereka lebih memahami konteksnya.

6. Kebutuhan Emosional & Afirmasi

Anak laki-laki lebih responsif terhadap kalimat afirmasi sederhana seperti “Mama bangga sama kamu.” Sedangkan anak perempuan biasanya lebih membutuhkan kedekatan emosional yang mendalam, seperti pelukan, perhatian penuh, atau waktu bercerita.

Keduanya sama penting, hanya caranya yang berbeda. Dengan memahami kebutuhan ini, Mama bisa membangun hubungan yang lebih hangat dan aman bagi anak. Perbedaan anak laki-laki dan perempuan bukanlah halangan, melainkan panduan bagi orang tua untuk mendampingi sesuai kebutuhan mereka. Setiap anak berhak mendapatkan cara belajar dan komunikasi yang sesuai dengan gaya tumbuhnya.